Biografi Andrew Darwis – Pendiri Kaskus, Komunitas Online Terbesar di Indonesia
Andrew Darwis merupakan pendiri dan pemilik Kaskus. Andrew lahir di Jakarta pada tanggal 20 Juli 1979 dari keluarga Katolik. Orangtuanya adalah Antonius Darwis dan Nancy Amidjoyo. Andrew memulai pendidikannya di SD dan SMP di Tarakanita Pluit Jakarta. Kemudian SMA di Gandhi National School. Tamat dari SMA, Andrew masuk Universitas Bina Musantara dengan jurusan Sistem Informasi.
Tidak puas, Andrew melanjutkan ke Art Institute of Seattle dan tamat pada tahun 2003 dengan jurusan Multimedia dan Web Design. Tak sampai di situ, Andrew mengambil program di Seattle University dalam bidang Computer Science dan menamatkan pada tahun 2006. Selain Kaskus, Andrew pernah bekeija menjadi Web desain di kemana.com, indotrade.com, Thor Loki dan lyrics.com. Thor Loki dan Lyrics berada di Seattle, Amerika Serikat.
Andrew Darwis mendapatkan ide membuat Kaskus pertama kali pada tahun 1999, ketika ia mengambil studi Multimedia dan Web Design di Art Institute of Seattle Computer Science. Ia terinspirasi untuk membuat sebuah situs berupa forum komunitas ketika ditugaskan oleh dosennya untuk membuat program. Dengan modal $7, Andrew membuat portal berita dan Informasi tentang Indonesia bersama Ronald dan Budi yang pada saat itu juga kuliah di Amerika.
Kaskus kemudian mendapatkan beberapa penghargaan, di antaranya The Best Indonesian Communities oleh Alexa.com dan Wikipedia (2005-2006), Kaskus Web Site that Recognized as Indonesia Inovative Top Website oleh Microsoft (2008), Kaskus The Online Inspiring Award oleh Indosat (2009) dan Kaskus The Big Place Market oleh Presiden RI (2012).
Pada awal pendirian Kaskus, Andrew Darwis turun langsung karena belum mempunyai karyawan Andrew juga kesulitan untuk meyakinkan dan mengenalkan Kaskus ke masyarakat. Ia bersama rekannya membutuhkan waktu 1 tahun untuk memperkenalkan Kaskus hingga kemudian mulai dikenal masyarakat. Target Kaskus adalah pelajar, mahasiswa, karyawan, profesional, dan pengusaha. Andrew Darwis dibantu oleh sahabatnya Ken Dean Lawadinata, yang kemudian menjabat CEO Kaskus Network. Bersama mereka berjuang membesarkan Kaskus hingga menjadi komunitas terbesar seperti saat ini.
Andrew Darwis mengaku bahwa Kaskus pada awalnya dibuat hanya untuk menyalurkan hobi berkomunikasinya di internet, karena pada waktu itu ia menemukan tidak ada satu pun situs komunitas di Indonesia. Namun, proses pengembangan Kaskus termasuk lambat ketika mereka masih kuliah di Amerika. Mereka hanya bisa mendapatkan anggota beberapa orang dalam waktu yang cukup lama. Barulah setelah pulang dari Amerika, pada tahun 2008, mereka fokus membesarkan Kaskus dengan mendirikan PT Darta Media Indonesia.
Untuk kenyamanan akses, mereka memiliki lebih dari 26 server di Indonesia dan beberapa server di Amerika. Kaskus memiliki banyak konten, namun hingga sekarang ada dua konten yang sering dikunjungi, yaitu Jual Beli dan Lounge. Pada tahun 2008, Kaskus hanya memiliki anggota sebanyak 300.000 orang. Namun, saat ini Kaskus memiliki lebih dari 6 juta anggota dengan kunjungan lebih dari 30 juta setiap bulannya. Tak heran bila Kaskus mengklaim bahwa situs mereka adalah The Largest Indonesian Community.
Kaskus tidak hanya memiliki anggota dari seluruh kota di Indonesia, tetapi juga dari luar negeri. Sementara itu, transaksi FJB Kaskus lebih dari Rp. 575 miliar setiap bulannya. Namun, pada Desember 2013 kemarin, Andrew Darwis dan sepupunya Ken Dean Lawadinata resmi keluar dari Kaskus. Posisi mereka sebagai CEO dan CTO sudah dialihkan pada rekan mereka. Saat ini CEO dipegang oleh Sukan Makmuri, yang juga telah berpengalaman menjadi VP for the internet banking technology division di Bank of America.
Tips dan Quote
Beberapa pelajaran dari pendiri Kaskus, yaitu:
pertama, jeli melihat peluang. Andrew Darwis dan teman-temannya menemukan bahwa belum ada situs berbasis komunitas di Indonesia. Oleh karena itu, mereka berjuang untuk mewujudkan impian mereka. Kaskus merupakan komunitas Online yang berdiri di masa awal di mana binis Online mulai dikembangkan. Hanya saja perkembangannya agak lambat karena para pendirinya saat itu kuliah di Amerika. Ide pendirian Kaskus juga secara tidak sengaja. Andrew Darwis mendapatkan tugas kuliah dari dosennya untuk membuat sebuah situs. Awalnya, Andrew Darwis dan temannya mendapat ide untuk membuat portal berita yang memuat berita tentang Indonesia, namun ini tidak berhasil. Akhirnya, mereka mendapat ide untuk menjadikan portal berita tersebut menjadi situs di mana orang-orang bisa berkumpul dalam sebuah komunitas.
Kedua, berani memutuskan. Andrew Darwis dan teman-temannya memutuskan pulang ke tanah air untuk fokus mengurus Kaskus. Sementara mereka tidak punya uang untuk membesarkan Kaskus. Mereka membuat kartu kredit dan dengan uang itu mereka mengelola Kaskus. Keputusan itu membuat mereka dihadapkan pada ketidakpastian. Mereka akan terlilit utang bila Kaskus tidak berhasil mendapat tempat di hati masyarakat, karena mereka sudah berhenti dari pekerjaan yang sebelumnya sudah memberinya pendapatan pasti.
Ketiga, turun langsung. Andrew, Ken, dan rekan-rekannya turun langsung menangani Kaskus. Mereka yang mendesain Web, membuat ide dan mempromosikan dari pintu ke pintu untuk memperkenaikan Kaskus, meski awalnya mereka sempat kesulitan untuk mendapatkan 1 anggota dan menemukan 1 klien yang mau bekerja sama.
Keempat, maju terus. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi sempat membuat Kaskus stagnan Sebagaimana yang dikatakan sebelumnya bahwa perkembangan Kaskus tergolong lambat. Namun, berkat prinsip berjuang dengan usaha maksimal, maka akhirnya mereka memiliki banyan anggota dan para klien pun mengantre untuk bekerja sama dengan mereka.
Kelima, kerja sama. Andrew Darwis tidak berdiri sendiri dalam mewujudkan idenya. Selain dibantu oleh dua orang temannya, juga ada sepupu yang selain mendukung dan berjuang bersamanya, yaitu Ken. Keterbatasan membuat mereka bekerja sama untuk mencapai apa yang mereka impikan.