Biografi Barry Marshall – Penemu Obat Gastritis

Siapa pun akan sulit meyakinkan adanya kebenaran baru bila kebenaran yang lama dikukuhi oleh kelompok mayoritas. Sejarah mencatat bahwa Galileo Galilei, hidupnya berakhir dengan hukuman mati, karena ia percaya bahwa bumilah yang mengelilingi matahari, bukan matahari yang mengelilingi bumi, dalam dogma yang diwariskan selama berabad-abad. Itu pulalah yang dialami Barry Marshall.

Dalam kehidupan modern, Barry Marshall dan Robin Warren harus bekerja keras bertahun-tahun untuk membuktikan bahwa tukak lambung bukan disebab­kan oleh stres, bukan pula oleh makanan yang pedas berbumbu. Mitos itu bertahan lama di dunia kedokteran hingga mereka mempresentasikan temuan awal tentang kaitan tukak lambung dengan bakteri. Saat itu, tak ada yang percaya, dan keduanya tidak punya bukti akhir yang menunjukkan bahwa H.pylori-lah sumber segala masalah.

Percobaan, pada binatang di laboratorium tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Putus asa mencari bukti ilmiah, Marshall dan seorang suka­relawan akhirnya menguji coba pada tubuhnya sendiri. Setelah minum larutan bakteri pylori, mereka sakit selama tiga hari. Sesuai hipotesis, mereka akan sembuh setelah minum antibiotik.

“Jika saat itu saya sempat berpikir panjang, mungkin saya tak berani melakukannya,” ungkap Marshall dalam jumpa pers yang dipublikasikan Reuters.

Hasil pemeriksaan endoskopi Marshall dan suka­relawan itu membuktikan adanya gastritis pada lambung. Walaupun tidak ditemukan tukak, momen­tum telah terbentuk. Dari kejadian tersebut, Marshall dicap eksentrik dan sering menjadi bahan tertawaan bagi para koleganya.

Sesuatu yang dialami oleh Marshall dan Warren memang tidak sedramatis Galileo. Bahkan, lebih dari 20 tahun kemudian, temuan keduanya mendapatkan penghargaan Nobel di bidang kedokteran pada tahun 2005. Mereka mengikuti Galileo untuk berpikiran terbuka terhadap kebenaran baru, dan penuh ketabah­an saat berupaya membuktikannya.

Helicobacter pylori (disingkat H. pylori) pertama kali ditemukan di dalam perut pasien yang menderita penyakit gastritis dan luka di lambung sekitar 25 tahun yang lalu oleh Dr. Barry J. Marshall dan Dr. J. Robin Warren di Perth, Australia Barat.Pemikiran umum saat itu ialah sekitar tahun 1982 – 1983, tidak ada bakteri yang dapat hidup di perut manusia. Sebab, perut manusia memproduksi asam dalam jumlah banyak, yang kadarnya sama dengan kekuatan asam yang terdapat pada aki mobil (pH di bawah 2).

Selanjutnya, Marshall Warren menuliskan kembali buku teks dengan referensi mengenai segala sesuatu yang menyebabkan gastritis dan luka pada lambung.

Pada tahun 1984, ketika masih bekerja di Freemantle Hospital, Marshall menguji coba dalil Koch tentang H. pylori dan gastritis dalam sebuah eksperimen mandiri yang dipublikasikan dengan baik. Ia menemukan kombinasi obat-obatan yang dapat membunuh bakteri H. pylori, serta menyingkirkan luka lambung secara permanen, Hipotesis yang menyatakan bahwa H. pylori adalah faktor penyebab kanker lambung akhirnya diterima oleh WHO pada tahun 1994. Penemuan ini diakui sebagai penemuan terpenting dalam Sejarah gastroenterology. Sebab, penyakit yang disebabkan oleh H. Pylori disandang oleh separuh penduduk bumi. Temuan ini setara dengan penemuan vaksin polio dan pemberantasan cacar. Atas penemuan bersejarah itu, Barry Marshall dianugerahi penghargaan Nobel di bidang kesehatan pada tahun 2005.