Biografi Amry Gunawan – Pendiri Rabbani

Amry Gunawan lahir di Bireun, Aceh utara pada tanggal 2 februari 1967. Setelah menamkan sekolahnya, Amry kemudian merantau ke Bandung, Jawa Barat untuk menimba ilmu.

Di kota Bandung, ia kuliah di jurusan ekonomi Universitas Padjajaran. Disini ia aktif di organisasi kemahasiswaan dibidang kerohanian sehingga ia kemudian menjadi seorang aktivis. Sebagai seorang aktivis, Amry Gunawan kian dalam mepelajari masalah keagamaan.

Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti dari jurusan ekonomi di kampusnya. Buku-bukunya tentang ekonomi ia bakar semua. Amry kemudian memilih untuk kuliah di jurusan Sastra Arab di kampus yang sama.

Di usia 22 tahun, Amry kemudian mempersunting Nia Kurnia, wanita kelahiran Sumedang, 14 maret 1969 yang kini sebagai direktur CV Rabbani Asyisa.

Ketika dipersunting oleh Amry Gunawan, Nia Kurnia ketika itu masih berstatus mahasiswi di Fakultas MIPA universitas Padjajaran.

Berjualan Kaset Hingga Buku

Ketika menikahi Nia Kurnia, Amry meminjam uang sebesar 60.000 rupiah dari guru mengajinya untuk dibelikan mas kawin. Setelah menikah, Amry kemudian melakoni berbagai jenis pekerjaan yang dianggapnya halal untuk bisa menafkahi keluarga kecilnya itu.

Salah satu pekerjaan yang ia lakoni adalah berjualan kaset dan buku-buku islam di masjid kampus pada tahun 1991 dibawah bendera Pustaka Rabbani.

Sebagai modal, Amry menggadaikan mahar istrinya. Mertuanya juga berbaik hati meminjamkan modal sebesar 100.000 rupiah kepada Amry.

Pada saat itu, pemasok buku-buku Islam dari Jakarta ke Bandung masih sangat sedikit, Kesempatan ini kemudian dimanfaat dengan baik oleh Amry Gunawan. Modal dari istri dan mertuanya, kemudian ia gunakan untuk mencetak brosur serta membayar buku-buku yang ia jual. U

sahanya berjualan buku yang dilakoni oleh Amry Gunawan berjalan dengan lancar. Dalam kurun waktu tiga bulan, ia sudah bisa mengembalikan modal yang ia pinjam dari mertuanya. Namun yang namanya bisnis tak selamanya selalu lancar. Pasang surut bisnis mulai dirasakan oleh Amry Gunawan pada tahun 1994. Semakin banyaknya kompetitor di bisnis yang sama membuat keuntungan yang diterima oleh Amry Gunawan kian minim.

Berjualan Jilbab dan Kerudung

Tak lama kemudian, Amry Gunawan memutuskan berhenti dari bisnis berjualan buku. Amry bersama istrinya banting setir ke bisnis jilbab atau kerudung pada tahun 1994 berbekal keahlian istrinya dibidang menjahit dan desain.

Ketika itu peluang bisnis jilbab di Bandung masih sangat besar ditambah lagi terjadi pelarangan jilbab di sekolah-sekolah yang membuat Amry berpikir bahwa jika ada pelarangan biasanya membuat jilbab menjadi semakin diminati.

Awal mula usaha jilbab yang digeluti oleh Amry dan istrinya tidak berjalan dengan baik. Ketika itu Amry memiliki karyawan sebanyak 30 orang di bisnis sebelumnya. Peralihan bisnis dari berjualan buku ke bisnis jilbab membuat karyawannya memilih untuk mundur karena tidak siap dengan peralihan tersebut. Namun di hari yang sama, Amry mendapatkan 30 karyawan baru ketika itu.

Naluri bisnis Amry Gunawan sangat tepat. Permintaan akan kerudung atau jilbab meningkat sangat pesat di Bandung ketika itu. Sebagai inovasi produknya, di tahun 2000, Amry Gunawan kemudian menciptakan model kerudung instan yang terbuat dari bahan kaus.

Selanjutnya pada tahun 2003, Amry mengeluarkan produk kerudung atau jilbab kreasi. Ide tersebut ia dapat ketika berkunjung ke Tanah Suci.

Amry Gunawan terus berkreasi menciptakan modal-model kerudung atau jilbab yang baru. Inovasinya ini membuat banyak konsumen sangat menyukai produknya. Sekitar 90 persen produknya adalah kerudung dan Jilbab, selebihnya adalah produk lain seperti gamis dan perlengkapan muslimah lainnya.

Asal Nama Rabbani

Outlet pertama Rabbani berdiri dikawasan Sekeloa, Bandung menempati bangunan yang berukuran yang luasnya 2×3 meter. Nama Rabbani berasal dari Al Qur’an surah Al Imran ayat 79 yang berarti para pengabdi Allah yang mau mengajarkan dan diajarkan Kitaballah. Alamat Pabrik Rabbani semua berada di Bandung. Rabbani memiliki 4 pabrik yang memproduksi kerudung dan jilbab.

Setiap pabrik mampu memproduksi 10 ribu kerudung atau jilbab perharinya. Tidak mengherankan bila Rabbani pantas disebut sebagai produsen kerudung terbesar di Indonesia ataupun Asia.

Dalam struktur organisasi Rabbani, H. Amry Gunawan lebih berfokus dibidang marketing dan SDM sementara istrinya Hj. Nia Kurnia sebagai direktur Rabbani mengurusi bidang produksi serta keuangan perusahaan.

Dalam menjalankan perusahaannya Amry dan istrinya lebih banyak menanamkan nilai-nilai Islami dalam manajemen perusahaannya yang disebutnya sebagai manajemen jihad. Hingga saat ini Rabbani ribuan ratusan karyawan dengan outlet yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Malaysia.

Amry Gunawan dijuluki sebagai Professor Kerudung Indonesia, omset Rabbani pun mencapai ratusan milyar. Untuk memperluas pangsa pasarnya, Rabbani bekerja sama dengan para agen-agen yang membantu memasarkan produknya.