Biografi Diana Rikasari – Fashion Blogger dan Bisnis Sepatu Berlandaskan Passion

Diana Rikasari adalah contoh anak muda yang membuktikan bahwa dengan fesyen, kita bisa berkarya dan menciptakan kebermanfaatan. Awalnya hanya dari fesyen blog yang diperbaruinya setiap hari, kini ia memiliki bisnis sepatunya sendiri. Wanita kelahiran tahun 1964 ini pertama kali menulis blog tahun 2007 karena ikut-ikutan temannya. Sejak tahun 2007, ngeblog memang sedang mewabah di Indonesia. Di blognya, awalnya Diana hanya curhat biasa tentang ‘kehidupan sehari-hari, tapi secara alami ia jadi membahas tentang fesyen. Tanpa bosan, hampir setiap hari Diana meng-update blognya, karena itulah media untuk mengekspresikan dirinya, idenya, dan passion-nya dengan apa adanya. Passion Diana adalah fesyen, menulis, dan memotret. Tidak heran, tulisan di blognya dianarikasari.blogspot.com itu penuh dengan foto dirinya yang memakai pakaian berwarna-warni, dengan aksesori dan sepatu.

Kegemarannga berbagi di blog direspon positif oleh para blogger dan pengguna internet lainnya. Pembaca setia pun berdatangan karena memang isi blognya sangat personal dan apa adanga, seperti berbicara dengan teman saja. Pengunjung blog Diana mencapai 10.000 pengunjung setiap harinya, total dari 2007 hingga 2013 sudah ada 11 juta orang yang berkunjung ke sana.

Dari blognya, Diana memberikan inspirasi fesyen yang kreatif, unik, segar, dan Iucu. Oleh karena itu, kesempatan dari industri datang kepada Diana. la dipercaya menjadi fashion stylist untuk sejumlah majalah, film, dan berkerja sama dengan pengusaha clothing local. tahun 2011 ia dinobatkan menjadi digital ambassador dari sebuah produk kecantikan untuk remaja karena telah sukses menginspirasi para remaja untuk mengekspresikan dirinya melalui media digital dan kreatif.

Memiliki komunitas setia dan pengalaman di industri, pada Desember 2010, Diana merintis bisnisnya sendiri. Ia merintis sebuah line alas kaki khusus Wanita seperti sepatu, wedges, dan sandal kasual bernama Up (www.iwearup.com)

Di Up, Diana sendiri yang merancang alas-alas sepatunya. Produksi sepatu dilakukan berdasarkan pesanan, jadi pelanggan yang membeli harus menunggu 14 hari sampai sepatunya sampai. Hal ini membuat proses produksi menjadi efisien karena tidak  ada barang sisa yang tidak terserap pasar seperti kalau  membuat massal.

Ia hanya berpromosi lwat medium website, Instagram, dan jejaring social saja, karena internet sangat kuat membentuk word of mouth. Pemasaran konvensional seperti promosi lewat majalah dan sponsor tetap dilakukan, tapi tidak dijadikan fokus. Basis komunitas Diana memang sudah ada di internet (blog dan twitter), sehingga ia memilih focus di sana. Daripada mengeluarkan uang banyak untuk membuka toko, ia lebih memilih meningkatkan inovasi pelayanan kepada pelanggan-pelanggannya.

Diana bisa dihubungi lewat akun twitternya @dianarikasari

Tips dari Diana Rikasari (Up)

  • Passion akan membimbing kita terus berkarya. Apabila sudah mengerjakan sesuatu dengan passion, berbagai peluang akan terbuka, seperti yang Diana rasakan.
  • Diana adalah seorang digital native, sehingga saat ia memfokuskan diri untuk menjual di internet saja, ia sudah paham karakteristik konsumennya di internet.