Biografi Fauzan Efwandaputra – Berbisnis Sepatu Premium dengan Peta Indonesia dan Aksara Sunda

Dulu, Fauzan Efwandaputra remaja suka menghabiskan uang jajannya untuk produk-produk distro di Bandung. Kini, sepatu Foremost buatannya gantian mejeng di berbagai distro, membawa idealisme kebanggaan Indonesia.

Saat remaja, pemuda kelahiran 11 Agustus 1969 ini senang berjalan-jalan di daerah surganya distro di Bandung. Tidak hanya menghabiskan uang jajannya untuk berbelanja, ia berkhayal memiliki distro yang menampilkan produk-produk fesyennya sendiri. Saat kuliah, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung ini mulai masuk bisnis fesyen anak muda dengan mencoba-coba membuat sepatu, dompet, hingga kaus. Dalam mencari partner bisnis, Fauzan Efwandaputra juga terus mencari hingga menemukan partner yang cocok. Akhirnya, ia merasa cocok dengan Yusuf Ramdhani yang memiliki kemampuan marketing.

Februari 2011, mereka mendirikan Foremost Indonesia, yang menjual sepatu kulit premium yang menyasar anak-anak muda kelas atas dalam rentang usia 16-25 tahun. Bandrol harganya mulai dari Rp500 ribu ke atas.

Dalam dua bulan pertama, yaitu hingga April 2011, 56 pasang sepatu habis terjual dari 60 yang diproduksi. Penjualannya bahkan sampai ke Makassar, Leichester (Inggris), dan Sutri (Italia). Ciri khas Foremost dapat dikenali dari solnya. Di sana tergambar peta Indonesia plus dua baris aksara Sunda yang berarti “Kebanggaan Indonesia”. Ini menggambarkan idealisme Fauzan dan Yusuf yang memberi pesan bahwa setiap langkah yang kita lakukan, akan dilalui bersama Indonesia dan membawa kebanggaan sebagai bangsa.

Saat memulai, Foremost dibuat hampir tanpa modal, yaitu secara pre-order lewat internet. Bermodalkan foto sampel, pesanan baru dibuat saat ada order masuk dan transfer uang dilakukan. Namun, akhirnya mereka kewalahan karena pembeli yang sudah membayar sering mena­nyakan kepastian kapan barangnya tersedia. Akhirnya dimulailah sistem ready stock. Berlawanan dengan anggapan bahwa untuk memproduksi stok membutuhkan modal banyak, Fauzan Efwandaputra mengatakan modal yang dibu­tuhkan hanyalah untuk modal kerja saja.

Sukses menjual online, mereka mulai memilih titik-titik distribusi secara offline. Salah satu channel yang mereka incar adalah curated pasar terkurasi, yaitu pameran fesyen yang menyeleksi merek-merek terpilih untuk dipamerkan. Foremost terpilih masuk ke pameran Trade­mark di mall Paris van Java Bandung dan Brightspot Market di Jakarta. Nama Foremost semakin dikenal oleh penggila fesyen.

Kini, mereka juga membuat second line product bernama McMarker dengan harga menengah Rp. 120 – 300 ribu. Sambutannya meriah, tahun 2011 saja bisa terjual 300 pasang sebulan.

Pada tahun 2011, Fauzan Adhima Efwandaputra dan Yusuf Ramdhani menjadi juara dalam kompetisi Wirausaha Muda Mandiri (WMM).

Tips dan Quote

Masukkan produkmu di curated market karena pengunjung yang hadir di sana adalah orang-orang yang gila fesyen dan merupakan target pasarmu.