Biografi Garret Camp dan Travis Kalanick – Tokoh Dibalik Teknologi Uber
Uber yang merupakan perusahaan berbasis internet dari Amerika adalah startup dengan jumlah pendanaan terbesar di dunia dengan total nilai valuasi USD 40 miliar (Rp 492 triliun). Sedangkan total pendanaan Uber sebesar USD 2.7 Miliar (Rp 33 triliun) dalam lima tahun. Yang berarti Uber telah berhasil membalap rekor pendanaan dari Facebook Rp 123 triliun (tahun 2011) dan AirBnB sebesar Rp 5,6 triliun. Bahkan, di tahun 2014 Uber mendapatkan dua kali pendanaan yang nilainya masing-masing mencapai USD 1,2 miliar (Rp 14,8 triliun).
Orang-orang di balik bisnis yang dikenal di dunia ini adalah dua pebisnis kelas kakap, Garret Camp dan Travis Kalanick. Mereka pun sebelumnya sudah menjual perusahaan teknologi mereka. Garret dengan StumbleUpon-nya yang merupakan mesin penjelajah internet telah dijual pada eBay tahun 2007 dengan harga USD 75 juta (Rp 923 miliar). Sedangkan Travis dengan Red Swoosh yang merupakan perusahaan berbagi file, telah dijual kepada Akamai dengan nilai USD 19 juta (Rp 234 miliar). Dari background mereka ini, tidak heran kalau mereka mampu menciptakan perusahaan teknologi yang berpengaruh di dunia?
Pertemuan kedua erang jenius ini berawal dari sebuah konferensi teknologi di Paris tahun 2008. Pada saat itu Garret dan Travis kesulitan untuk mendapat taksi saat mereka akan menghadiri konferensi tersebut. Dari pengalaman itu, akhirnya mereka berpikir untuk menjalankan layanan mobil mewah dengan harga terjangkau, namun tetap nyaman. Dengan begitu, impian orang-orang untuk menaiki mobi mewah dapat terwujud tanpa harus membeli mobil dengan harga yang sangat mahal.Di sisi lain, mereka mampu membantu menciptakan lapangan kerja. Awal dari impiannya adalah karena permasalahan di San Fransisco, yaitu sulitnya mendapat taksi. Dengan kecerdasan dan pengalaman bisnis mereka, dalam waktu hanya satu tahun, mereka pun sukses meluncurkan UberCab.
Tapi tahukah Anda, dengan segala kesuksesan yang terlihat pada Uber ini, mereka pun pemah mengalami kendala. Garret yang membeli StumbleUpon dari eBay harus fokus ke usahanya itu. Dengan begitu ia harus meninggalkan tanggung jawabnya sementara di Uber dan menyerahkan sepenuhnya ke Travis, Pekerjaan Travis saat itu adalah sebagai Chief Incubator di mana kewajiban yang harus dilakukan cukup banyak, seperti memimpin kegiatan operasi sementara waktu, membuat prototype, menemukan General Manager untuk menjalankan operasi perusahaan sampai Uber diluncurkan pertama kali di San Fransiseo.
Ini terus berlangsung sampai akhirnya Travis dan Garret bertemu dengan Oscar Salazar yang membantu mereka meluncurkan prototype produk Uber di New York tahun 2010. Selain itu, mereka juga telah berhasil menemukan Ryan Graves sebagai General Manager Uber. Setelah diresmikan menjadi CEO Uber pada Agustus 2010, dua bulan setelahnya UberCab berubah nama menjadi Uber dan langsung mendapatkan suntikan dana sebesar USD 1,25 juta (Rp 15,4 miliar). Tapi, mereka pun mendapat berita buruk, yakni perintah pelarangan operasi Uber di San Fransisco. Kenyataannya, tidak semua startup dengan suntikan dana melimpah selalu mulus perjalanannya.
Tidak mengherankan jika perusahaan sebesar Uber dengan model bisnis yang masih dianggap baru, menimbulkan banyak kontroversi.Tidak hanya dari pihak luar, pihak dalam Uber pun juga sempat bermasalah. Masalah eksternal, dimana Uber harus meyakinkan pemerintah tentang kelegalan bisnisnya. Banyak kota yang mengecam beroperasinya Uber, meskipun pada akhirnya mereka mendapat izin, tapi tidak semuanya. Selain itu, pelaku industri taksi tradisional merasa tersaingi dengan datangnya Uber sehingga mereka mengecam dengan aksi protes di berbagai kota yang terkadang berujung pada aksi anarki. Sedangkan untuk bagian internal, masalah ada pada para pengemudinya. Sudah banyak tuduhan penculikan, kekerasan, hingga pemerkosaan yang dilakukan oleh para pengemudi Uber. Tentu ini menjadi hal buruk karena menjatuhkan citra perusahaan Uber. Meski dengan adanya masalah yang mengelilingi Uber, tidak membuat mereka menyerah.
Uber terus maju dan berjuang hingga ia tetap mampu bertahan dan berkembang sebesar saat ini. Kini, Uber memiliki lima pilihan kendaraan, yaitu taxi, black (sedan mewah), SUV, LUX (mobil termewah), dan UberX (layanan mobil sesama pengguna). Tidak hanya itu saja, mereka sedang melangsungkan tahap testing untuk dua jenis kendaraan baru, yaitu Essentials dan Rush. Essensials adalah jasa pengiriman barang pokok (esensial), seperti makanan, minuman, alat medis. Sedangkan Rush adalah jasa kurir.
Seperti kutipan dari website Uber “Whether it's a ride, a sandwich, or a package, we use technology to give people what they want, when they want it.”Dengan segala kelebihannya yang menarik minat konsumen, akhirnya Uber mampu berkembang pesat dan beroperasi di lebih dari 507 kota di 66 negara. Tak hanya itu, Uber sukses dengan pencapaian memiliki total karyawan sebanyak 6.700 orang (Agustus 2016).