Biografi Ibnu al-Khatib – Dokter Ahli Penyakit Sampar

Nama Lengkapnya adalah Muhammad bin Utsman Ibnu al-Khatib. la lahir pada tahun 713 H/1313 M di Loja dekat Granada dan wafat pada tahun 776 H di Andalusia. Beliau dikenal sebagai seorang dokter, sejarawan, politikus, pengarang dan penyair Andalusia. Sejak kecil, ia telah akrab dengan ilmu pengetahuan dan mendapat pendidikan dari lingkungan keluarganya. Ketenarannya sebagai ahli medis banyak dikait-kaitkan dengan peristiwa wabah yang pernah melanda Eropa di abad keempat belas.

Ketika itu, di Eropa sedang berjangkit wabah “Demam Hitam” (Black Fever) yang telah merenggut ribuan nyawa. Para rahib Nasrani mengatakan bahwa wabah ini adalah penyakit kutukan yang diturunkan oleh Tuhan. Namun, al-Khatib menelusuri dan meneliti wabah itu dengan cermat sesuai dengan prosedur medis. la akhirnya mengambil kesimpulan bahwa mereka yang menjadi korban adalah orang-orang yang pada tubuhnya dipenuhi daki, yang disebabkan karena mereka tidak pernah memakai sabun ketika mandi. Kemudian, tabib-tabib muslim pun menyebarkan pembersih tubuh (sabun) yang ketika itu belum dikenal di Eropa. Orang Eropa menyebutnya dengan nama ‘soap’ yang sesungguhnya berasal dari bahasa Arab ‘suf’ yang berarti pembersih.

Buku terpenting yang ditulisnya berkenaan dengan bidang kedokteran, khususnya tentang penyakit sampar. Buku ini memiliki kelebihan karena keberaniannya memberikan argumentasi memuaskan sebagai pembelaan atas pemikiran yang berlawanan dengan teorinya. Teori kedokteran yang dikemukakannya sendiri sedikit bertentangan dengan hadist Nabi. Dalam tulisannya, ia mengatakan bahwa kita harus memiliki prinsip jika terbukti jika apa yang disampaikan oleh hadist tersebut memang bertentangan dengan bukti yang bisa kita lihat dengan indra kita. Melalui gagasannya ini, Ibnu al-Khatib telah memberikan bukti adanya kebebasan berpendapat.

Keberanian lainnya adalah ketika ia menulis sebuah risalah kedokteran berjudul Amal man Thahha Liman Habba. Di dalam risalah itu ia menggugurkan berbagai persoalan khilafiyah sampai batas yang sangat jauh, misalnya tindakan yang ditentukan Ibnu al-Khatib pada saat umat menghadapi bahaya. Beberapa keputusannya sering bertentangan dengan ajaran dan anjuran agama, seperti memberikan obat penguat ingatan karena sebab-sebab sosial serta menggunakan khamr atau minuman keras untuk tujuan-tujuan pengobatan.

Adapun karya-karyanya yang lain adalah dalam bidang sejarah, geografi, syair, sastra, tasawuf, dan filsafat. Karyanya yang paling penting dalam bidang sejarah adalah al-Ihalah fi Akhhar Gharnalah, sebuah ensiklopedi riwayat hidup para ilmuwan Andalusia secara umum. Bukunya ini menjadi rujukan Islam paling penting tentang kerajaan Granada dalam hal sejarah tokoh-tokohnya serta tentang dan peradabannya. Ibnu al-Khatib juga menulis riwayat hidupnya sendiri secara lengkap dalam Buku itu.