Biografi Merry Riana – Sosok Inspiratif Dengan Mimpi Sejuta Dolar

Merry Riana seorang lulusan sarjana teknik elektro di (NTU) Nanyang Technological University di Singapura, sekaligus sebagai sosok penting dibalik buku Mimpi Sejuta Dolar yang menjadi best seller di Indonesia.

Merry Riana lahir pada tanggal 29 Mei 1989 di Jakarta, Indonesia. Dia tumbuh dalam sebuah keluarga yang sederhana di Jakarta dengan memiliki dua adik saudara yang bernama Aris dan Erick.

Hidup dan tumbuh di Kota Jakarta dalam sebuah keluarga yang berketurunan Tionghoa membuat sosok Merry menjadi pribadi yang hebat. Ayahnya seorang pebisnis yang bernama Ir. Suanto dan Ibunya, Lynda Sanian, seorang ibu rumah tangga.  Dalam keluarganya, Merry Riana merupakan anak tertua sehingga dia harus menjadi contoh yang baik bagi para adik-adiknya.

Merry Riana dan Pendidikannya

Riana memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar (SD) Don Bosco Pulomas, setelah tamat selama 6 tahun. Dia melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santa Ursula selama 3 tahun. Setelah lulus dari SMP, Merry melanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santa Ursula yang juga merupakan sekolah katolik khusus perempuan. Seperti banyak pelajar-pelajar lainnya di Indonesia, memiliki cita-cita untuk berkuliah juga dimiliki oleh Merry Riana. Selepas lulus dari SMA, Riana berniat untuk kuliah di Universitas Trisakti untuk mengambil jurusan Teknik Elektro, namun keinginannya tidak terwujud karena kerusuhan besar di Indonesa pada tahun 1998.

Melihat kondisi kerusuhan tersebut, membuat ayahnya akhirnya memutuskan untuk mengkuliahkan Merry ke luar negeri dan Singapora lah menjadi pilihannya.  Merry Riana berkuliah di Nanyang Techological University (NTU) dengan mengambil jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE).

Perjuangan Hidup Jadi Mahasiswa di Singapura

Memutuskan untuk berkuliah di luar negeri akan meningkatkan pengeluaran yang lebih besar jika dibandingkan berkuliah di negeri.  Dengan perisapan dana yang kurang, Merry meminjam dana dari Bank Pemerintah Singapura sebesar $40.000 dan harus dilunasi setelah dia lulus dan juga sudah bekerja.

Dengan uang sebesar $40.000, Riana harus hidup hemat di Singapura, menurut informasi yang kami baca, dia sering makan dengan mie instant di pagi hari, dua lembar roti di siang hari, dan ikut seminar dan perkumpulan di malam hari untuk dapat makan gratis.

Pola hidupnya yang seperti itu terjadi selama tahun pertamanya kuliah di sana. Dengan kondisi yang seperti itu membuatnya untuk mencari penghasilan sendiri di sana.  Merry Riana bekerja menjadi penjaga toko bunga dan menjadi pelayan di Hotel, namun dia sadar tidak ada perkembangan dalam dirinya.  Akhirnya Merry Riana memutuskan untuk terjun di dunia bisnis.

Merry Riana Jatuh Bebas di Dunia Bisnis

Tidak memiliki pengalaman maupun pengetahuan soal bisnis, namun Merry tetap untuk terjun di dunia bisnis karena dia memiliki impian untuk bebas finansial sebelum usia 30 tahun.  Seperti bisnis MLM, bermain saham, dan beberapa lainnya. Semuanya berakhir dengan hasil yang kurang memuaskan.

Dengan hasil yang kurang memuaskan, akhirnya, Riana memulai dari awal dengan belajar dengan sungguh-sungguh tentang dunia bisnis seperti selak beluk pasar.  Dengan persiapan yang matang dan juga kepercayaan diri, akhirnya Merry memutuskan untuk menekuni dunia industri keuangan khususnya perencanaan keuangan.  Setelah memutuskan untuk menekuni dunia keuangan, Riana memulai kariernya sebagai seorang penasihat keuangan.

Rintangan dan hambatan adalah kawan terbaik dalam meraih kesuksesan. Itulah yang dialami Merry Riana, dia harus bertarung dan bertahan dikala rintangan dan hambatan mendatanginya.  Terus belajar dan juga pantang menyerah karena usia yang masih cukup mudah membuat Merry Riana berani untuk mengambil risiko yang sebesar-besarnya.  Sampai akhirnya Merry Riana berhasil menjual produk-produk keuangan dan perbankan seperti kartu kredit, tabungan, asuransi, dan lain-lain.

Tidak hanya itu, hanya dalam enam bulan pertama kariernya di Prudential, Riana sudah mampu melunasi hutangnya sebesar $40.000 kepada Bank Singapura.  Karena kariernya yang begitu mengagumkan di dunia keuangan, tahun 2003, Merry Riana dianugerahi Penghargaan Penasihat Baru Teratas untuk profesi penasihat keuangan.

Selepas satu tahun kemudian, Merry diangkat sebagai manajer di tempat dia bekerja.  Di sinilah semuanya dimulai, Riana mendirikan Merry Riana Organization (MRO), sebuah perusahaan keuangan dan juga dia mendirikan MRO Consultancy yang berfokus pada bidang pelatihan, motivasi dan juga percetakan buku di Singapura.  Pada tahun 2005, Merry Riana menerima sebuah penghargaan sebagai Top Agency of the Year dan juga Top Rookie Agency.

Merry Riana dan Mimpi Sejuta Dolar-nya

Ditahun 2006, Riana menerbitkan sebuah buku yang berjudul A Gift From a Friend. Buku ini menceritakan pengalaman dirinya yang hidup di Singapura.  Selain itu, Merry Riana juga menerbitkan sebuah buku yang berjudul Mimpi Seribu Dolar yang menginspirasi para kaula muda bahkan buku tersebut menjadi National Best Seller dalam waktu 1 bulan setelah peluncurannya.

Buku ini menarik perhatian masyarakat Singapura dan Asia Tenggara, yang di mana buku ini mengisahkan seorang anak perempuan yang lulus dari NTU dengan penghasilan $1.000.000 saat usianya masih menginjak 26 tahun.

Namanya mulai terkenal saat Riana tampil di artikel The Straits Times ditahun 2007 yang berjudul “Ia mencapai satu juta dolar pertamanya diusia 26 tahun”.  Tidak hanya itu, bukunya yang berjudul Mimpi Seribu Dolar difilmkan dengan judul yang sama seperti bukunya yaitu Mimpi Seribu Dolar yang ditayangkan pada tahun 2014.

Pada tahun 2016, Merry Riana memenangkan Indonesian Choice Awards dalam kategori Creative and Innovative Person of The Year.  Merry Riana menikah dengan Alva Suanto Sosrosaputro yang merupakan teman semasa kuliahnya di NTU. Pernikahan mereka dikarunia dua orang anak yang bernama Alvernia Mary Liu dan Alvian Mark Liu.