Biografi Ren Zhengfei – Pensiunan Tentara Yang Menjadi Pendiri Huawei

Membangun usaha di usia yang tak lagi muda ternyata bukanlah kendala bagi Ren Zhengfei. pria asal China ini justru baru terjun di dunia bisnis ketika usianya menginjak 40 tahun. Namun kesuksesan tidak pernah terlambat, pria pensiunan tentara ini berhasil membangun kerajaan bisnis bernama Huawei. Berikut ini adalah biografi, profil, dan perjalanan hidup dari kisah sukses pendiri Huawei.

Ren Zhengfei menjalani hidup yang sederhana, kakek Zhengfei adalah seorang koki handal di Provinsi Zhejiang. Namun sang ayah, Ren Moxun, gagal menyelesaikan kuliahnya ketika sang kakek meninggal dunia. Zhengfei pun kemudian dibawa ayahnya untuk bekerja di pabrik senjata pemerintah di Guangzhou.

Zhengfei menghabiskan masa sekolahnya di sebuah kota pegunungan terpencil di Provinsi Guizhou. Setelah lulus SMA pada tahun 1963, ia melanjutkan pendidikannya di Institut Teknik Sipil dan Arsitektur Chongqing University. Ia pun bekerja di industri teknik sipil sampai dengan 1974 saat dirinya bergabung dengan Korps Teknik Militer dan lembaga penelitian People Liberation Army (PLA) sebagai teknolog militer.

Tepat pada tahun 1982, Zhengfei pun pensiun dari tentara setelah pemerintah China membubarkan seluruh unit teknik, tempat di mana Zhengfei bekerja selama sembilan tahun. Pengurangan jumlah tentara untuk penghematan anggaran pemerintah China, berdampak pada pemberhentian 500.000 tentara aktif.

Setelah menjadi warga sipil, Zhengfei lalu pindah ke Shenzen dan bekerja sebagai pegawai jasa logistik di Shenzhen South Sea Oil Corporation. Namun karena tak puas dengan tempat kerjanya, Zhengfei memutuskan untuk keluar dan membangun bisnis perdagangan suku cadang elektronika dan telekomunikasi, sekarang dikenal dengan nama “Huawei”.

Pada 1988, Zhengfei memberanikan diri mendirikan usahanya dengan modal 21.000 yen atau US$5.000, sekitar Rp70 juta (kurs Rp14.000). Modal tersebut kemudian ia gunakan untuk membangun Huawei dari nol, di mana ia menjabat sebagai Chief Executive Officer.

Nama Huawei sendiri mengandung beberapa arti tergantung cara bacanya. Bisa berarti bunga (kelopak) jika dibaca dengan nada pertama (huā). Namun, sebenarnya perlu dibaca (huá) yang berarti gelora atau mewah. Sedangkan suku kata kedua Wei (为) memiliki arti pencapaian, prestasi, atau aksi dalam bahasa mandarin.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa kombinasi kedua kata ini memiliki terjemahan kasar “pencapaian yang membanggakan/bergelora”.

Pada awal tahun 2000, Huawei telah mempekerjakan kurang dari 20 ribu pegawai di seluruh dunia. 16 tahun berselang, tepatnya pada 2016 Huawei dilaporkan telah memiliki kurang lebih 170 ribu karyawan di seluruh dunia.

Selain itu, Huawei juga merupakan “employee-owned company”, yang artinya para pegawai memiliki bagian dari hak kepemilikian perusahaan (saham). Sekitar 64% dari jumlah keseluruhan pegawai masuk dalam skema kepemilikian perusahaan yang membuat Huawei menjadi perusahaan milik karyawan terbesar di dunia saat ini.

Bicara tentang pendapatan, pada tahun 2000 pendapatan Huawei baru 100 juta dollar Amerika. Dan pada akhir 2009 pendapatan Huawei mencapai 21,8 miliar dollar Amerika dan ditargetkan meningkat 20 persen pada tahun 2010.

Pada tahun 2018, Huawei diperkirakan memperoleh pendapatan hingga $100 miliar. Sedangkan pada tahun 2016 Huawei memperoleh pendapatan 603,6 miliar yuan, setara dengan $92,5 miliar.

Saat ini Huawei melayani 45 dari 50 operator papan atas di seluruh dunia. Teknologi huawei telah diaplikasikan di lebih dari 100 negara, termasuk di Jerman, Prancis, dan Swedia.

Salah satu lini bisnis terkuat Huawei ialah bisnis consumer (device), salah satunya telepon pintar (Smartphone). Pada kuartal I-2018, Huawei memproduksi 39,3 juta unit telepon pintar. Ini setara dengan 11,8 persen persentase pasar telepon pintar dunia. Nilai ini juga menempatkan Huawei sebagai perusahaan telepon pintar terbesar nomor tiga di dunia, dibawah Samsung dan Apple.

Semua pencapaian itu pada akhirnya melabeli Huawei sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia sekaligus perusahaan papan atas smartphone asal Cina. Ujung dari kesuksesan Huawei ini membuat sang pendiri Huawei, Ren Zhengfei menjadi orang terkaya nomor 1.028 di dunia dengan total kekayaan US$ 2,2 miliar atau Rp 29,26 triliun.