Biografi Roman Abramovich – The Blues Big Boss

Nama Roman Abramovich pasti sudah tidak asing di telinga Anda semua, terutama bagi Anda para penggemar liga Inggris. Roman merupakan pemilik dari klub sepakbola ternama di liga Inggris, yaitu Chelsea Football Club atau Chelsea FC. Roman dilahirkan di Saratov, Russian SFSR, USSR pada 24 Oktober 1966. Roman terlahir dari pasangan Arkady Abramovich dan juga Irina Otrowski Abramovich.

Sebelum menjadi seorang konglomerat seperti saat ini, Roman adalah seorang pria yang banyak merasakan pahit getirnya kehidupan. Ketika ia masih berusia dua tahun, ibunya yaitu Irina Otrowski Abramovic meninggal dunia karena penyakit bakteremia karena aborsi ketika Roman masih berusia satu tahun. Dua tahun kemudian. Roman juga ditinggalkan pula oleh sang ayah yang meninggal dunia karena kecelakaan ketika bekerja di perusahaan konstruksi.

Sejak saat Itu, Roman tinggal bersama kakek neneknya di Lithuania. Meskipun hidup pas-pasan, Roman pernah juga menempuh pendidikan di institut industri di Ukhta. Ia juga pernah terpilih sebagai tentara Soviet Setelah itu. Roman kembali menempuh pendidikan di Institut Auto Transport Negara di Moscow. Namun sayangnya, Roman tidak melanjutkan pendidikannya. Ia lebih memilih untuk menggeluti dunia bisnis.

Perjalanan Roman dalam menekuni dunia bisnis pun berwarna-warni. Di tahun 1988 Roman Abramovich pernah mendirikan sebuah pabrik boneka. Dari bisnis tersebut, usahanya meluas ke berbagai sektor seperti minyak, peternakan babi, dan investasi. Kemudian pada awal 1990-an sampai 1995, Abramovich sudah berhasil melikuidasi 20 perusahaan dan mendirikan lima perusahaan dagang. Saat itu, Roman berkonsentrasi pada perdagangan minyak.

Kemudia pada tahun 1995-1996, Roman Abramovich juga berhasil mendirikan 10 perusahaan lain. Di tahun tersebut Roman juga bekerja sama dengan Boris Berezovsky dalam pembelian saham pengendali perusahaan minyak Sibneft sebesar US$100 juta, yang pada waktu itu bernilai sekitar US$150 juta. Namun setelah diakuisisi, nilai Sibneft semakin melonjak. Kemudian di tahun 2005, Roman menjual 73% sahamnya di Sibneft kepada perusahaan gas raksasa Gazprom seharga US$13 miliar. Dari penjualan saham tersebut, Roman mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi.

Roman adalah salah satu figur pengusaha yang cukup ulet Ia tidak mau bila hanya duduk-duduk dan berdiam diri saja, la bergerak agresif dan mengisi kekosongan waktunya dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Salah satunya adalah dengan membantu di Chukotka, sebuah kawasan miskin di daerah Siberia, Rusia. Pada waktu itu Roman mendirikan sebuah yayasan amal untuk membantu rakyat kecil di Okrug. Berkat dedikasinya yang cukup tinggi terhadap rakyat kecil, Roman pun akhirnya diangkat sebagai gubernur di kawasan tersebut pada tahun 2000. Banyak hal yang sudah Roman lakukan ketika ia menjabat sebagai gubernur di daerah tersebut seperti membangun rumah sakit, berbagai macam tempat pendidikan, dan masih banyak lagi.

Roman melakukan semua dengan cinta. Ia pernah merasakan bagaimana sakitnya hidup tidak ada uang, tidak ada rumah sakit, dan lain sebagainya. Modal dasar tersebutlah yang kemudian membuatnya ingin melakukan yang terbaik untuk masyarakat di Chukotka. Apa yang dilakukan Roman tentu saja sangat disukai oleh masyarakat Chukotka. Itulah sebabnya mengapa masyarakat Chukotka kembali memilih Roman sebagai gubernur pada tahun 2005.

Pada Juni 2003 Roman menjadi pemilik utama klub sepakbola Inggris, Chelsea. Untuk memiliki Chelsea, Roman mengeluarkan uang yang cukup banyak yaitu lebih dari 440 juta euro. Sejak kecil, Roman memang sudah sangat menyukai sepakbola. Itulah sebabnya mengapa Roman yakin bahwa keputusannya membeli Chelsea adalah sebuah keputusan yang benar.

Selain menjadi pemilik Chelsea, Roman juga mendirikan sebuah yayasan yang disebut sebagai akademi sepakbola nasional. Melalui akademi tersebut tersebut, Roman berharap bisa mencetak bibit-bibit pemain sepakbola baru. Akademi tersebut juga sudah berhasil membuat 15 lapangan yang sangat besar di Rusia. Selain klub sepakbola, Roman juga merupakan penanam saham terbesar di Rus Al, sebuah perusahaan alumunium terbesar kedua di dunia.

Kini, Roman sudah menjadi konglomerat kelas dunia. Ia memiliki 4 buah kapal pesiar mewah dan sebuah rumah baru seharga US$75 juta. Roman juga pernah menggunakan Sebagian kekayaannya untuk mendanai pameran fotografi “Quiet Resistance : Russian Pictorial Photography 1900s-1930s”