Biografi Top Itthipat – Berjuang Sampai Titik Penghabisan Dengan Tao Kae Noi

Top Itthipat merupakan seorang pengusaha muda asal Thailand. Ia sukses membangun bisnisnya secara global dalam usia yang relatif muda di saat teman sebayanya masih sibuk belajar di Perguruan Tinggi. Ia adalah CEO dan Presiden Direktur Tao Kae Noi Food & Marketing.

Perusahaannya memproduksi kripik rumput laut Thailand yang produknya tersebar di 27 negara, memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke 6000 cabang di seluruh dunia. Top juga memiliki lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatan mencapai 1.5 miliar Bath (450 miliar rupiah) per tahun. Top Itthipat ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand.

Top lahir pada tahun 1984, saat ini berusia 30 tahun. Nama aslinya sewaktu lahir adalah Top Aitthipat Kulapongvanich. Top menjadi contoh bukan hanya karena kesuksesannnya, tetapi karena perjuangannya untuk sukses. Apa yang dilakukan oleh Top termasuk di atas rata-rata. Ia benar-benar maksimal dan habis-habisan untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang pengusaha sukses. Ia jatuh dan bangkit lagi. Gagal lagi. Bangkit lagi dalam waktu yang tidak singkat.

Awalnya, pada waktu SMA, Top adalah anak yang tidak memikirkan masa depan. Dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan membuat Top menggunakan lebih banyak waktu untuk kesenangannya sendiri. Ia kurang berminat di bidang pendidikan dan menghabiskan waktu serta uang untuk bermain game. Saking kecanduan dengan game online, ia menelantarkan pendidikannya pada tahun 2004.

Ia hanya berteman komputer dan internet di rumahnya. Bahkan pada saat guru menerangkan di sekolah pun, ia masih main game online diam-diam. Top mendapat penawaran penjualan game online pertama ketika ia memakai komputer sekolahnya. Ia berhasil mendapatkan uang yang tidak sedikit dari hasil penjualan senjata game online sehingga ia membeli mobil seharga (Rp.200 juta) dan permainan lainnya. Akan tetapi, uang yang ia dapat habis begitu saja karena cara hidupnya yang boros. Ia baru sadar diri setelah orangtuanya jatuh bangkrut dan terlilit utang yang besar.

Penjualan senjata game onlinenya tidak bertahan lama. Akunnnya diblokir, karena apa yang ia lakukan adalah tindakan ilegal karena telah menyalahgunakan untuk kepentingan dirinya sendiri. Hal ini, bersamaan dengan jatuhnya perusahaan orangtuanya. Orangtuanya menjadi pailit, dan ia pun tidak bisa mendapatkan uang lagi dari game online. Top merasakan kesedihan ditambah tekanan oleh keluarganya untuk mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi, sementara ia sendiri kurang berminat kuliah. Pendapatan dari game online telah merangsang insting bisnisnya.

Ia diberi uang untuk masuk kuliah oleh ayahnya, namun ia tidak mau menerima. Ia bahkan marah ketika ayahnya menentang keinginannya untuk menjadi pengusaha. Ayahnya mengatakan bahwa menjadi pengusaha itu tidak mudah. Orangtua pun banyak yang tidak berhasil. Namun, Top tidak terbujuk dan bersikeras ingin menjadi pengusaha. Berbekal sedikit tabungan dan hasil penjualan barang-barangnya, Top membeli sejumlah DVD dan berniat berbisnis. Akan tetapi, penjual DVD tersebut menipunya karena ternyata DVD yang dijual adalah DVD bajakan.

Kegagalannya berjualan DVD membuatnya berpikir untuk mengikuti saran ayahnya untuk kuliah.
Ia menggadaikan sebuah barang, dan dari hasil itu ia membiayai masuk sebuah perguruan tinggi swasta dengan mengambil bidang bisnis. Sama seperti SMA, Top pun malas kuliah. Ia kurang suka belajar teori. Tak heran bila ia meninggalkan tape recorder dikelasnya untuk merekam pelajaran dari dosen. Sementara itu, ia meninggalkan kelas dan bereaksi di lapangan. Gagal menjual DVD, ia pun beralih pada penjualan kacang. Ia menyewa sebuah mesin pemasak kacang. Namun, kemudian ternyata ia juga kena tipu,karena dikenai biaya sewa yang sangat mahal melebihi harga kalau dibeli.

Ia melakukan penelitian di pasar bagaimana membuat kacang goreng yang enak. Kemudian mencoba membuat versinya sendiri. Alhasil, ia berhasil membuat kacang goreng yang gurih, sehingga orangtuanya mendukung ketika ia ingin membuat stand penjualan di mal.

sukses berjualan juga tidak cukup dengan mengandalkan makanan yang enak saja. Top mendesain gerobak makanan dengan baik, tetapi ia salah menempatkan standnya sehingga tidak ada penjualan. Kemudian, ia pindah lokasi dan mendapatkan penjualan yang baik. Tetapi ini juga tidak berlangsung lama, karena mesin kacang gorengnya mengotori ruangan mal tersebut sehingga ia diusir.

Ia gagal lagi, sementara ia sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membuat beberapa gerobak dan mesin kacang. Top kecewa sekali dan hampir putus asa. Pada saat yang bersamaan, ia dikeluarkan dari kampus karena telah banyak melakukan pelanggaran. Top bahkan rela batal mengikuti ujian semesteran untuk memastikan penjualan kacang gorengnya lancar. Namun, pacarnya terus mendorongnya untuk kuliah. Ia pun kembali masuk kuliah. Tetapi juga tidak bertahan lama.

Pada suatu ketika, Top memakan rumput laut goreng yang ditawarkan oleh pacarnya. Ia jatuh hati dengan makanan ringan tersebut dan menanyakan kepada pacarnya.

Pacarnya mengatakan bahwa makanan rumput laut susah didapatkan di daerahnya dan ia mendapatkannya di suatu tempat yang cukup jauh. Top pun berpikir, mengapa dia tidak mencoba membuat rumput laut goreng yang enak.

Ia pun tidak masuk kuliah dan melakukan ujicoba. Ia menjual komputer dan game-nya untuk membiayai ujicoba rumput laut goreng tersebut. Akan tetapi, sampai uangnya dan stok rumput laut habis, ia dan pamannya tidak berhasil menciptakan rumput laut goreng yang enak.

Hingga suatu ketika ia menemukan sebuah rumput goreng terakhir berserakan di lantai. Ia menggoreng lagi dan hasilnya terasa enak. Ia meneliti bahwa ada sesuatu yang berbeda, dan ia pun berhasil mendapatkan rahasianya. Setelah menghabiskan banyak uang, tangan yang sakit karena minyak goreng, serta pamannya masuk rumah sakit, Top berhasil menemukan resep untuk rumput laut gorengnya. Ia juga tak segan-segan pergi ke sebuah kampus untuk menemui pakar tentang pengawetan makanan.

Ia mulai memproduksi dan kembali membuka stand di mal. Pembeli pun berdatangan dan menyambut dengan baik produknya. Namun, Top ingin kaya raya. Ia ingin melunasi utang orangtuanya yang mencapai miliaran.

Top ingin membawa kembali pulang orangtuanya yang “melarikan diri” ke Cina karena tidak kuat menanggung utang. Top mengalami tekanan yang hebat karena rumahnya disita.

Pada suatu ketika ia, mendapatkan ide untuk mendistribusikan produknya di mini market 7-Eleven. Ia mengadakan perjanjian dengan pihak 7-Eleven dan memperlihatkan produknya. Namun, pihak 7-Eleven kurang tertarik dan menunjukkan beberapa kekurangan produknya. Top mendesain kemasannya dengan bagus dan mencoba datang lagi. Ia bahkan tertidur karena harus menunggu begitu lama untuk bisa berbicara dengan staf 7-Eleven, tetapi kedatangannya kurang mendapat sambutan.

Top Itthipat berpikir bahwa produknya memang tidak layak dan membuang begitu saja satu kardus rumput laut goreng di dalam lift perusahaan tersebut. Secara tak sengaja, satpam menemukan makanan tersebut dan membagikannya kepada staf yang lewat. Alhasil mereka mendapati bahwa produk Top memang enak dan layak untuk mereka jual.

Pihak 7-Eleven memberikan kesempatan bagi Top untuk membuat pabrik dan manajemen perusahaannya. Jika pabrik Top tidak layak, maka Top Itthipat gagal mendapatkan kerjasama. Top pun dituntut memiliki sebuah pabrik yang modem dan lengkap. Top kemudian menjual mobil Yang pernah ia beli dengan hasil penjualan senjata game online. Ia mendirikan pabrik di ruko yang sudah disita. Ia mendesain pabrik dan merekrut karyawan dalam waktu yang singkat.

Setelah melakukan peninjauan ke pabrik makanan Top, pihak 7-Eleven akhirnya menyetujui untuk mendistribusikan produk rumput laut gorengnya. Selanjutnya, Top diberi waktu untuk memproduksi dalam jumlah banyak untuk disalurkan ke seluruh cabang 7-Eleven. Dengan jumlah karyawan yang terbatas dan dengan peralatan serta pabrik yang terbatas, Top dan timnya berusaha keras untuk bisa memenuhi jumlah yang diminta.

Top Itthipat akhirnya berhasil membawa satu kontainer rumput laut gorengnya ke gudang penyimpanan 7-Eleven. Namun, staf di gudang menolak, karena Top sudah terlambat beberapa jam dari kesepakatan. Top memohon-mohon dan mengatakan bahwa ia tidak tidur untuk bisa menggenapi jumlah produksi. Melihat Top yang berantakan dan hidungnya mengeluarkan darah, petugas tersebut memaafkan. Top diberi kesempatan 1 kali lagi.

Dua tahun kemudian, Top berhasil membayar utang keluarganya, berhasil mengambil kembali rumah keluarganya dan berhasil membawa orangtuanya kembali ke Thailand. Perjuangan Top, segala kegagalan, getir dan pahit, serta rasa duka dalam membangun sebuah bisnis kini mengantar Top pada sebuah kesuksesan.

Top Itthipat membaya kesuksesannya dengan berkorban jiwa, raga, waktu, kesenangan jadi gamer, termasuk berkorban cinta terhadap kekasihnya. Bahkan kisah suksesnya juga diangkat kedalam film layar lebar berjudul ‘Top Secret : The Billionaire' yang mengisahkan bagaimana Top Itthipat berjuang jatuh bangun membangun usahanya. perusahaan Top sekarang berhasil memegang 70% pasar di Thailand dan telah didistribusikan di Australia, Brunei, Kamboja, Kanada, Cina, Inggris, Indonesia, Hongkong, Macau, Malaysia, Myanmar, Belanda, Laos, Philipina, Singapura, Taiwan, Vietnam, dan Amerika Serikat.