Biografi Achmad Hamami – Kaya dengan Trakindo, Setelah Resign dari Tempat Kerja

Achmad Hamami (83) tahun merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Ayah dari Mivida Hamami, Muki Hamami, Ana Hamami, dan Bari Hamami ini lahir pada tahun 1931. Ia menempuh pendidikan militer di Angkatan Udara (Militaire Luchtvaart) Belanda. Kemudian, ia menjadi anggota penerbang TNI Angkatan Laut, dimana Achmad Hamami menyelesaikan pendidikan militer pada usia 29 tahun dengan pangkat kolonel termuda.

Pada November 2013 lalu, Forbes mencatat total kekayaan Achmad Hamami dan keluarga sebesar $1,5 miliar. Pada tahun 2011, Ahmad Hamami menjadi miliarder baru yang paling tinggi posisinya, yaitu menempati urutan 10 dari 40 orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan $2,2 miliar. Beberapa tahun terakhir jumlah kekayaannya menurun, namun ia masih menduduki daftar 50 orang terkaya di Indonesia.

Apa yang dicapai oleh Hamami bukanlah dengan cara mudah ataupun melalui warisan keluarga. Pada awalnya, ia tidak pernah bermimpi menjadi seorang pengusaha, karena ketertarikannya dalam dunia militer. Perjalanan kariernya di dunia militer juga tergolong baik. Namun, Hamami memutuskan untuk resign karena maraknya kasus korupsi di tempatnya bekerja. Dengan yakin, ia keluar sebagai anggota militer dan memulai hidup baru.

Setelah keluar dari dunia militer, Hamami sempat menjalani kehidupan yang sulit bersama keluarganya. Untuk menopang kebutuhan keluarga, ia dan anak- anaknya mencoba melakoni bisnis kecil-kecilan, yaitu menjual es lilin. Selain itu, ia juga membuka kursus yang khusus mengajarkan matematika bagi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.

Beberapa waktu setelah mengajar les matematika dan menjual es lilin, ia bertemu dengan seseorang yang boleh dibilang menjadi titik balik dari kehidupannya. Seorang kerabat mengajaknya untuk bergabung dalam sebuah proyek di bidang infrastruktur. Inilah awal di mana Achmad Hamami mengasah insting bisnisnya. Ia mulai mengembangkan bisnis alat berat. Untuk mendukung usahanya, Achmad Hamami tidak segan-segan mempelajari ilmu manajemen dan bisnis, sebuah bidang yang jauh berbeda dari minat Hamami sebelumnya. Ia mendirikan sebuah perusahaan dengan nama PT Trakindo Utama pada tanggal 23 Desember 1970.

Berkat reputasi dan profesionalitasnya yang baik, Achmad Hamami berhasil menjadi distributor resmi traktor dan alat-alat berat yang berasal dari California, Amerika Serikat, yaitu Caterpillar pada tanggal 13 April 1971. Produk Caterpillar yang ditawarkan oleh Trakindo adalah alat berat, diesel, dan mesin produksi gas. Secara bertahap, sejak saat itu, keuangan Achmad Hamami semakin membaik. Ia banyak mendapatkan order sehingga jumlah kekayaannya terus meningkat.

Achmad Hamami terus melakukan pengembangan dengan mendirikan beberapa anak perusahaan yaitu PT Sanggar Sarana Baja pada tahun 1977, PT Natra Raya pada tahun 1982, dan PT Chandra Sakti Utama Leasing pada tahun 1995. Ketiga anak perusahaan tersebut didirikannya untuk mendukung kelancaran usaha PT Trakindo Utama. PT Sanggar Sarana Baja memiliki fokus dalam layanan perancangan dan fabrikasi untuk pasar industri peralatan berat. Sementara PT Chandra Sakti Utama Leasing bergerak dalam pelayanan pembiayaan pembelian peralatan Caterpillar. Sedangkan PT Natra Raya merupakan perusahaan patungan antara Trakindo dengan Caterpillar Inc. Perusahaan ini fokus pada manufaktur dan perakitan alat berat Caterpillar.

Achmad Hamami kemudian membentuk divisi mining Trakindo dalam rangka mendukung industri pertambangan Indonesia? dengan layanan dan peralatan kelas international pada tahun 1993. PT Trakindo Utama juga memperkenalkan CAT® Oil Program pada tahun 1996. Pada tahun yang sama, perusahaannya juga menjadi agen produk Sullair secara resmi.

Satu tahun setelah itu, Trakindo mendirikan dua anak perusahaan lagi, yaitu PT Cipta Kridatama dan PT Cipta Krida Bahari. PT Cipta Kridatama bergerak dalam memberikan layanan kontrak dan sewa bagi industri pertambangan. Sementara PT Cipta Krida Bahari fokus pada layanan jasa logistik. Tahun berikutnya, Trakindo menjadi agen dua produk sekaligus, yaitu Baldwin dan Olympian secara resmi.

Trakindo juga mendirikan PT Mitra Solusi Telematika pada tahun 1999, yang khusus bergerak dalam fasilitas dan layanan manajemen teknologi informasi. Kemudian, pada tanggal 16 Agustus tahun 2000, dibentuklah perusahaan induk Grup Trakindo dengan nama PT Tiara Marga. Tak hanya itu, Trakindo juga menjadi agen produk Sykes Pumps secara resmi pada tahun yang sama, dan menjadi agen produk Bitelli satu tahun sesudahnya. Trakindo juga membuka CAT® Rental Store untuk pertama kalinya pada tahun 2002. Pada tahun 2003, Trakindo semakin terkenal menjadi penyalur Caterpillar No. 1 di dunia dan menjadi agen produk LAKO Harvester secara resmi pada tahun 2005.

Achmad Hamami dan keluarga terus melakukan ekspansi. Jelas bahwa tak hanya menjadi distributor alat-alat berat, Achmad Hamami juga melakukan ekspansi ke beberapa bidang meliputi teknologi informasi, pertambangan, dan minyak pelumas, Achmad Hamami sendiri turun secara langsung untuk perusahaannya sampai pada tahun 1999, sebelum ia divonis menderita glukoma. Ia kehilangan penglihatannya dan kemudian digantikan oleh anak ketiganya, Rachmat Mulyana (Muki). Di bawah kepemimpinan Muki inilah didirikan banyak anak perusahaan.

Apa yang diraih oleh Achmad Hamami dan keluarganya juga bukan tanpa hambatan. Pada saat krisis moneter terjadi, perusahaan yang ia dirikan juga mengalami krisis. Ia terpukul karena harus melunasi utang sebesar $118 juta. Sementara itu, tidak ada bank yang membantunya. Pada waktu indah kondisi kesehatannya mulai turun hingga ia mengalami kebutaan hingga hari ini.